Laporan keuangan sangat penting sekali bagi pemilik usaha untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi digunakan juga sebagai dasar untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan usaha. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi untuk dilakukannya analisa oleh pihak-pihak yang terkait seperti : pemilik usaha,kreditur dalam pengambilan keputusan untuk menentukan perencanaan-perencanaan yang akan menguntungkan dan memajukan usaha. Maka dengan ini laporan keuangan sangatlah penting untuk diperhatikan. Laporan keuangan pada umumnya adalah proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Proses pembukuan keuangan diawali dari proses :
1. Proses Mengklarifikasi transaksi
Pada tahap ini dilakukannya suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contohnya adalah pembagian transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lainnya.
2. Proses mencatat dan merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Memasukan transaksi ke dalam jurnal yang tepat dan benar sesuai dengan urutan kejadian transaksi. Sumber- sumber yang dapat dijadikan bukti seperti : bon, bill, nota, struk dan lain sebagainya.
Setelah transaksi diinput dalam jurnal selanjutnya memasukan jurnal dalam buku besar secara berkala.
3. Proses Penginterpretasikan dan melaporkan
Setelah kedua proses dijalankan, maka proses terakhir adalah membuat kesimpulan dari kegiatan atau pelaporan keuangan sebelumnya.
Dari informasi laporan keuangan, seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi managemen untuk pengambilan keputusan.
B. Tips cara praktis dalam pembukuan
Cara praktis dalam pembukuan penting dilakukan oleh pemilik usaha, karena pembukuan sangat vital bagi kelangsungan bisnis usaha.
Berikut ini ada 10 tips, cara praktis dalam pembukuan keuangan pemilik usaha :
1. Melakukan Penyusunan Proyeksi arus kas sebelum memulai usaha.
Hal ini bisa digunakan untuk melihat prospek dari usaha tersebut. Dan juga mempersiapkan cadangan modal usaha yang lebih besar dari asumsi modal yang dibutuhkan dalam proyeksi aliran kas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan bisnis usaha anda.
2. Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan (update).
Pencatatan transaksi harus selalu dilakukan setiap kejadiaanya dan tidak boleh melewatkan satu transaksi untuk dicatat. Jika hal ini dilakukan informasi mengenai aktifitas usaha bisa didapat.
3. Membuat dan mempersiapkan 2 buku, yaitu buku pengeluaran dan buku pemasukan. Cara ini yang paling mudah dalam melihat posisi keuangan.
4. Tidak mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi.
Termasuk diantaranya pembedaan atau pemisahaan rekening perusahaan dengan rekening pribadi. Sekecil apapun perusahaan anda, jangan mencampur adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan pribadi. Hal ini dilakukan agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
5. Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya.
Pencatatan transaksi yang tercatat harus disertai bukti berupa nota, invoice, kwitansi dan lain- lain. Hal ini dilakukan sebagai kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti autentiknya. Bukti-bukti ini akan berguna jika dilakukan pemeriksaan, misalnya dalam hal pajak dan audit. Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.
6. Pembuatan Form-form khusus.
Hal ini digunakan untuk memudahkan pencatatan, misalnya untuk pengeluaran rutin menggunakan form warna kuning, pemasukan warna hijau dan lain sebagainya.
7. Penempatan file khusus untuk setiap transaksi.
Cara ini dilakukan untuk memisahkan penempatan file-file transaksi agar terlihat rapi dan mudah dalam hal pencarian. Penempatan file yang dipisahkan diantaranya: file penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar dan lainnya.
8. Membuat list dan memperhitungkan depresiasi atau biaya penyusutan aset-aset perusahaan seperti bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan perusahaan. Untuk memudahkan , biaya penyusutan dihitung setiap setahun sekali saja. Aturan depresianya harus sesuai dengan aturan perpajakannya.
Contohnya : untuk metode perhitungannya memakai metode garis lurus.
9. Pastikan setiap periode membuat laporan berupa : neraca, laba rugi, modal, aliran kas, penjualan,piutang, pembelian, hutang dan laporan persediaan. Dengan dibuatnya laporan tersebut, pemilik usaha bisa memantau terus setiap bulannya mengenai perkembangan usahanya.
10. Konsultasi dengan tenaga akuntan dan pajak. Lakukan konsultasi dengan tenaga akuntan dan pajak jika merasa kurang mampu dalam hal laporan. Karena bertujuan untuk membantu pemilik usaha dalam analisa laporan keuangan.